KONSEP
MASYARAKAT DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
a.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
1.
Pengertian
masyarakat
Masyarakat adalah merupakan suatu kesatuan hidup karena manusia sebagai
makhluk social tidak dapat
hidup sendiri. Menurut koetjaraningrat
(1996) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan
system adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh
suatu rasa identitas bersama. Sedangkan menurut Gillin dan Gilin, masyarakat
adalah kelompok,manusia yang besar mempunyai kebiasaan, sikap,tradisi, dan
perasaan persatuan yang sama.
2. Unsur-unsur masyarakat
Menurut Koentjaraningrat ( 2009) unsur-unsur
masyarakat terdiri dari kesatuan social dan pranata social. Kesatuan social merupakan
bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dalam
kehidupan masyarakat, yang meliputi kerumunan, golongan dan kelompok. Sedangkan
pranata social adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan berkisar pada
sebuah kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Norma-norma tersebut
memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang dalam hidup bermasyarakat.
3. Syarat-syarat masyarakat
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan
komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu
merupakan jaringan perhubungan antara perbagai individu. Masyarakat ( society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah system semi tertutup (atau semi terbuka),dimana sebagian besar
interaksi adalah individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat merupakan suatu komunitas yang saling tergantung sama lain.
4. Cirri-ciri masyarakat pedesaan dan
perkotaan
Sekitar 80% penduduk di Negara berkembang tinggal di daerah sekitar pedesaan. Hal ini berbeda dengan di Negara
maju bahwa masyarakat yang tinggal dipedesaan 11,2% (Notoatmodjo, 2007).
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang sebagian besar
penduduknya tinggal di pedesaan. Tradisi masyarakat pedesaan masih cukup kuat.
Untuk mengetahuai lebih lanjut kita perlu mengenal cirri-ciri masyarakat desa
dan masyarakat kota.
Menurut
sutarjo kartodikusomo pengertian desa adalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintah itu sendiri. Menurut Bintaro,
desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis,social,ekonomi,politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu ( suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbul balik dengan daerah lain.
Ciri- Ciri masyarakat pedesaan menurut
Paul H. Landis adalah sebagai berikiut:
a. Mempunyai
pergaulan hidup yang saling mengenal anatara ribuan jiwa
b. Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c. Pekerjaan
masyarakat pedesaan sebagian besar adalah agraris ( yang sanagt dipengaruhi
alam seperti, iklim,keadaan alam,kekayaan alam) sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.
Kehidupan masyarakat desa masih diwarnai
dengan tradisi. Dengan masih dianggap sebagai standard an pemelihara system
kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong
menolong,keguyuban,persaudaraan,gontong royong kepribadian dalam berpakaian,
adat istiadat, kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain. di Indonesia
masyarakat pedesaan merupakan bagian vital dari keberadaan bangsa Indonesia.
Cirri-ciri tersebut melekat dalam diri masyarakat Indonesia sebagai
masyarakattimur yang memegang adat seperti gontong royong,saling menolong dan
lain sebagainya. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini
yang menunjukkan keragaman Indonesia.
Ali sosiologi “talcot persons”
menggambarkan masyarakat desasebagai masyarakat tradisional ( gemeinschaft)
yang mengenal cirri-ciri sebagai berikut:
a.
Afektifitas
Akfektivitas berhubungan dengan perasaan
kasih sayang, cinta,kesetiaan dan kemesraan. Masyarakat desa dikenal suka
menolong ,memiliki rasa simpati yang tinggi,loyaritas terhadap sadat sangat
tinggi(menjunjung tinggi tradisi).
b.
Orientasi kolektif
Orientasi kolektif adalah lebih
mementingkan kebersamaan. Masyarakat desa lebih suka pada keseragaman,perbedaan
pendapat sering dianggap sesuatu yang kurang baik.mereka tidak suka menonjolkan
diri. Semua harus dalam satu kesatuan yang berorientasi pada kebersamaan.
c.
Partikularisme
Partikularisme berhubungan dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu
d.
Askripsi
Askripsi adalah sesuatu yang berhubungan
dengan sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak
disengaja,tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau
keturunan.
e.
Kekabaran ( diffuseness)
Kekabaran (diffuseness) adalah suatuyang tidak jelas terutama dalam
hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat
desa sering menggunakan bahasa yang tidak langsunfg untuk menunjukkan sesuatu.
Masyarakat kota memiliki cirri-ciri yang
berbeda dengan masyarakat desa.masyarakat kota lebih bersifat individualistic.
Menurut Wirth kota adalah suatu pemulihanyang cukup besarkedudukan
sosialnya.teori Talcott Parsons tentang ciri-ciri masyarakat kota adalah
sebagai berikut:
a. Nertal afektif
Netral efektif maksudnya adalah
masyarakat kota lebih bersifat netral dalam hal perasaan.mereka memilih untuk
lebih rasional.mereka tidak maumencampur adukkan hal-hal yang bersifat
emosional atau yang menyangkut perasaan.
b. Orientasi
diri
Masyarakat kota lebih berorientasipada
diri sendiri.mereka lebih bersifat individualistic.mereka tidak terbiasa
tergantung pada orang lain.
c. Universalisme
Universalisme berhubungan dengan semua
hal yang berlaku umum
d. Prestasi
Masyarakat kota mementingkan prestasi
karena dengan prestasi yang dimilikinya mereka lebih dapat diterima dalam
kehidupan bermasyarakat.
e. Heterogenis
Heterogenis artinya terdiri dari lebih
banyak komponen dalam susunan penduduknya.masyarakat kota bersifat heterogen.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang beroisah
satu sama sekali satu sama lain.bahkan dalam keadaan yang wajar diantaranya
keduanya terdapat hubungan yang erat.bersifat ketergantungan,karena diantaranya
mereka saling membutuhkan. Orang desa menanam padi dan sayur mayor,orang kota
membelinya.pada buruh bangunan sebagian besar berasal dari desa. Orang kota yang sedang membangun rumah
membutuhkan mereka.masyarakat pedesaan dan perkotaan saling tolong menolong dan
saling membutuhkan satu sama lain.
b.
Sumber
daya yang ada di pedesaan dan perkotaan dalam upaya kesehatan ibu dan anak
a.
Sumber
daya dalam upaya KIA di pedesaan
Sumber daya di pedasaan dalam upaya kesehatan
ibu dan anak, sangat bervariasi. Hal ini disebabkan karena pedesaan di Negara
ini sangat berbeda-beda kondisi georafis,dan budaya setempat.ada pedesaan yang
kondisi georafisnya sangat jauhdari fasilitas pelayanan kesehata, seperti
halnya di belantara Kalimantan,sumetera, apalagi di berbagai tempat irian jaya
yang kini diberi nama dengan istilah papua.demikian juga infrastruktur yang
dapat mendukung lancarnya upaya untuk kepentingan kesehatan ibu dan anak.
Umpamaya infra struktur jalanan baik berupa jalan darat maupun sungai.sarana
sungai. Jalan-jalan di pedesaan banyak sekali yang belum beraspal.sarana
sungai yang harus menggunakan
perahu,maka perahu pun banyak yang masih tradisional yakni perahu dayung.
Sementara sarana tranportasi di pedesaan menggunakan jalan darat,tidak sedikit
yang masih menggunakan sepeda,. Mengemukakan sanrana kendaraan dan infra
struktur jalan maupun sungai ini kepentingannya ialah untuk mencapai fasilitas
pelayanan kesehatan berkaitan dengan KIA,misalnya polindes atau puskesmas pustu atau balai pengobatan.
Baik kendaraannya maupun jalannya ,baik itu jalan sungai dengan perahu atau
jalan daratdengan berbagai saran kendaraan yang ada. Mungkin jalan itu berupa
sungai sehingga perlu perahu.perahu pun sekali lagi,sangat sederhana yakni
perahu dayung masih banyak terdapat diberbagai tempat di pedesaan atau pelosok
tanah air.
Sumber daya yanga lain dan menjadi bagian dari budaya setempat adalah
dukun bayi. Dukun bayi memang sudah menjadi bagian dari adat budaya bangsa
sejak dahulu kala.di jaman modern in, dukun bayi di Indonesia di bawah
supervise dinas kesehatan departemen kesehatan republic Indonesia. Di banyak
tempat polindes menjadi bagian dari sumber daya yang ada di pedesaan pi pimpin
oleh bidan desa.dalam hal ini bidan desa selalu berkoordinasi berkerjasama
dengan dukun-dukun bayi yang banyak ada di pedesaan tersebut.
Tetapia ada satu sumber daya budaya yang bias mendukung upaya KIA yakni
gontong rotong.gontong royong artinya ada saling membantu anatara penduduk
setempat, misalkan kerja bakti untuk memperbaiki jalan kampong,membersihkan
lingkungan desa,dan menolong secara bersanma bila ada musibah atau hal-hal yang
perlu ditolong. Hal ini erat kaitannya dengan upaya KIA,maka bila ada seorang
ibu yang hendak melahirkan dan jauh dari rumah dukun atau bidan desa,maka sudah
lazim orang-orang akan membantu kelancaran pertolongan membantu ibu yang hendak
melahirkan itu dengan berbagai cara. Apakah ada yang pergi memanggil dukun atau
bidan desaatau mengantarkan ibu yang hendak melahirkan itu kebidan atau dukun
atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lain.
b.
Sumber daya dalam upaya KIA di perkotaan
Berbeda dengan di daerah
pedesaana,maka di daerah perkotaan, sangat banyak sumber daya tersedia untuk
kepentingan upaya KIA.di daerah perkotaan lazimnya banyak sekali dokter
praktik, bidan praktek, di samping itu sarana tranportasi maupun infra struktur
jalan-jalandan bangunan sarana pelayanan kesehatan relative cukup memadahi di banding didaerah pedesaan.
Sumber daya lain di perkotaan adalah banyaknya lembaga pendidikan untuk
anak usia dini pun merupakan sumber daya dalam upaya kesehatan ibu dan
anak,karena setiap lembaga pendidikan akan selalu memberikan pendidikan
kesehatan.
C.
Masalah-
masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan
a.
Masalah –masalah di pedesaan berkaitan dengan
KIA
Seperti di kemukakan di depan
mengenai sumber daya dalam upaya KIA,maka dapat kita gambarkan bahwa di
pedesaan, merupakan bagian dari terbesar di Negara kitaberkaitan dengan
pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk bangsa ini yang tinggal di pedeaan
itu.
Utamanya pedasaan yang jauh berada di
pelosok,jauh dari fasilitas kesehatan. Di samping kondisi terbatasnya sumber
daya yang berkaitan dengan upaya KIA,
maka kemiskinan dari rakyat adalah masalah yang pokok pula. Pemerintah terus
menerus berupaya mengatasi kendala-kendala tersebut,baika kondisi terbatasnya
sumber daya di pedesaan, maupun kondisi kemiskinan yang ada dan menjadi kenyataan,
termasuk rendahnya pendidikan ysang dimiliki anggota masyarakat padesaan.akan
tetapi upaya pemerintah ini tidak begitu saja akan dapat mengatasi secara
cepat.memerlukan waktu yang cukup panjang. Lebih-lebih adanya banyak adat
kepercayaan yang menjadi bagian dari budaya setempat berkaitan dengan
kepercayaan tahayul, yang menghambat kemajuan bidang kesehatan.sebagai
contohnya, tersebarnya penyakit kolera,dianggap marahnya roh jahat, sehingga
untuk mengusirnya,setiap rumah diolesi kapur sirih. Masih banyak hal-hal
seperti itu diberbagai pelosok tanah air ini. Contoh lain, ialah seorang dukun
bayi yang kesulitan menolong persalinan, sang dukun bayi harus mengambil alat
dapur untuk mengambil sayur di pakaikan dipinggangnya seperti keris,harapannya
bayi segera dapat lahir.hal inio terjadi di sebagian suku jawa. Jadi masalah
pokok pedesaan adalah terbatasnya sumber daya baik geografis,infra
struktur,tenagakesehatan serta sarana yang lain yang berkaitan dengan upaya
KIA.maka demikian juga budaya dan juga kondisi masyarakat itu sendiri yang
miskin dan umumnya pendidikan rendah.
b.
Masalah-masalah
di perkotaan berkaitan denagn KIA
Berbeda dengan di daerah pedesaan, maka di daerah perkotaan yang
memiliki sumber daya jauh lebih baik dari daerah perkotaan, maka
masalah-masalah yang berkaitan dengan upaya KIA pun masih banyak
terdapat.urbanisasi menyebabkan orang-orang pedesaan yang relative miskin
tinggal di perkotaan. Kata kemiskinan merupakan hal yang sangat menjadi masalah
bagi keluarga untuk mengoptimalkan upaya kesehatan ibu dan anak.pemerintah
terus berupaya mengatasi hal ini.
Misalnya dengan metode
asuransi atau lainnya,akan tetapi fasilitas yang diberikan oleh pemerintah
terhadap keluarga miskin ini juga masih memperhatinkan, misalnya penyediaan
tempat tidur dan obat-obatan juga terbatas berbeda dengan mereka yang memiliki
uang,untuk membayar obat-obatan dan menyewa kamar tempat perawatan, bagi yang
dirawat inap.sekali lagi dalam hal ini perlu memjadi perhatian,yakni fasilitas rawat
inap bagi yang miskin dan mendapat surat keterangan bebas bayar di rumah sakit pemerintah,maka
tempat ruang rawat inapnya sangat sederhana dan seringkali antara pasien yang
dirawat bahkan menjadi stress ,ketika dirawat ini berkumpul dengan pasien yang
lai yang tidak sedap dan tidak nyaman
dirasakan oleh pasien tersebut.
Masalah lain adalah masalah budaya yang masyarakatnya.kita dapat
memperhatikan ketika sesorang ibu melahirkan di rumah sakit atau seorang balita
dirawat di rumah sakit.maka budaya merasa ikut berduka atau sebaliknyabudaya
ikut gembira,mendorong sanak keluarga sahabat handai taulan berdatangan ke
rumah sakit atau kefasilitas pelayanan kesehatan untuk menjenguk,sehingga
menyebabkan kondisi rumah sakit atau di tempat fasilitas kesehatan tersebut
sangat hiruk pikuk.
Jadi bila disimpulkan maka masalah-masalah di perkotaan kaitannya dengan
upaya KIA,ialah kemiskinan masih cukup banyak, fasilitas yang diberikan oleh
pemerintah belu adil atau jauh dari memadai,serta budaya masyarakat itu
sendiri.